SEJARAH LAHIRNYA MARHAENISME

Dalam konteks sejarah marhaenisme merupakan sebuah konstruksi pemikiran soekarno yang dihasilkan dari sebuah perenungan yang sangat mendalam dan sebuah analisa bedasarkan historis materialisme terhadap perkembangan masyarakat yang hidup dalam wilayah geo politik (Hindia Belanda). Berdasar hasil penganalisaan tersebut didapatlah sebuah relitas sejarah, bahwa rakyat Indonesia mengalami penderitaan yang sangat mendalam akibat sistem kapitalisme/imperialisme (kolonialisme) bangsa asing dan feodalisme bangsa sendiri.
Kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan adalah bentuk penderitaan yang diakaibatkan oleh sistem kapitalisme/imperialisme/kolonialisme yang bersifat menindas rakyat Indonesia. Ketertindasan rakyat Indonesia ini oleh Soekarno di contohkan dalam realitas kehidupan yang di alami Pak Marhaen. Yaitu seorang petani miskin di daerah Cigareleng – Bandung yang kebetulan ketemu dengan Soekarno muda ketika sedang bergerilya dari desa ke desa. Dari obrolan dengan pak marhaen didapat keterangan bahwa, meskipun Pak Marhaen memiliki sawah dan alat produksi sendiri (cangkul, bajak, kerbau dll) termasuk “gubug” namun hasil produksi pertanian ternyata tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, kalaupun cukup itupun secara pas-pasan.
Untuk itulah diperlukan sebuah landasan perjuangan (flat form perjuangan) bagi bangsa Indonesia untuk membebaskan diri dari segala bentuk penindasan yang menyengsarakan tersebut. Landasan perjuangan tersebut oleh Soekarno dirumuskan dalam MARHAENISME. Marhaenisme dalam pemikiran Soekarno adalah sebuah idiologi perjuangan sekaligus sebagai idiologi pembebasan.

Marhaenisme & Jiwa Kehidupan Rakyat
Dari realitas sosial politik yang dilihat soekarno tersebut maka tanpa melakukan perlawanan terhadap sistem kapitalisme, imperialisme, kolonialisme dan feodalisme maka tidak mungkin membebaskan anak manusia dari kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan dan penindasan manusia atas manusia dan bangsa atas bangsa. Dari uraian diatas jelaslah bahwa marhaenisme memiliki keperpihakan yang sangat besar terhadap kaum tertindas (marhaen).
Marhaenisme adalah cermin dari jiwa dan cita-cita kehidupan rakyat Indonesia yang merdeka. Bahkan marhaenisme adalah cerimin dari jiwa dan cita-cita kehidupan manusia. Mengapa begitu ? Sebab pada prinsipnya ajaran marhaenisme itu bersumber dari TUNTUTAN BUDI/NURANI MANUSIA (the social concience of man) yaitu tuntutan atau keinginan untuk terciptanya harmonisasi antara kemerdekaan individu dan keadilan sosial. Begitu pula bagi rakyat Indonesia yang menginginkan kemerdekaan sebagai sebuah negara bangsa yang didalam segalanya menyelamatkan kaum marhaen dari segala bentuk penindasan dan ketidak adilan.

Marhaenisme Sebagai Azas
Dari berbagai tulisan Soekarno dapat kita temukan pada prinsipnya marhaenisme sebagai idiologi/azas mengandung tiga pokok pikiran yaitu SOSIO NASIONALISME (nasionalisme yang berperi kemanusiaan), SOSIO DEMOKRASI (demokrasi politik dan demokrasi ekonomi/ demokrasi yang berorientasi pada keadlan sosial) DAN KETUHANAN YANG MAHA ESA (demensi religiusitas bangsa Indonesia). Untuk mewujudkan cita-cita marhaenisme yaitu masyarakat adil makmur maka harus ditempuh dengan jalan REVOLUSI. Revolusi menurut marhaenisme dibagi dalam tiga tahap :
1. Tahap Nasional Demokratis
2. Tahap Sosialisme Indonesia
3. Tahap Masyarakat Dunia Adil Makmur




Tahap nasional demokratis akan dapat dicapai apabila tiga prinsip kemerdekaqn yang bersifat universal dapat di wujudkan. Ketiga prinsip kemerdekaan itu adalah:

1, berdaulat di bidang politik
2, berdikari di bidang ekonomi
3. berkepribadian di bidang kebudayaan
Ketiga prinsip kemerdekaan itu harus dibangun diatas landasan NATION AND CHARACTER BUILDING .
Hakekat perjuangan pada massa revolusi fisik menuju kemerdekaan adalah dengan perjuangan politik. Perjuangan politik yang dibangun Soekarno adalah dengan machtvorming (pembentukan kekuatan) dan machtaadwending (penggunaan kekuatan). Sehingga mampu membentuk kekuatabn progresif revolusioner (kekuatan massa aksi) menuju Proklamasi 17 Agustus 1945. Inilah tonggak awal tahap Nasional Demokratis.
Untuk menuju sosialisme Indonesia dan dunia Baru Yang adil dan beradab maka nilai-nilai marhaenisme mulai harus diperjuangkan dan ditegakkan. Disamping itu usaha-uasaha perbaikan sosial dalam kerangka menuju kehidupan yang lebih manusiawi pun harus ditegakkan. Semua upaya ini harus berlandaskan pada prinsip-prinsip kemerdekaan yang sudah kita sepakati bersama melalui “proclamation of independen” dan “dekalaration of independen”.
Pertama: Dalam tataran internasional Soekarno melakukan penggalangan kekuatan bangsa-bangsa tertindas melalui Gerakan NON-BLOK yang disebut dengan NEW EMERGING FORCE (NEFO) yang diawali melalui Konferensi Asia Afrika di Bandung 1955. Sementara itu pada tataran nasional Soekarno melakukan strategi NASAKOM (nasinalisme, agama dan komonisme) yaitu bersatunya kekuatan progresif revolusioner yang ada dan mengakar kuat dalam masyarakat Indonesia. Kerangka itu dibangun dalam rangka melawan segala macam bentuk penindasan dan penghisapan manusia atas manusia dan penindasan bangsa-atas bangsa atau melawan segala betuk kapitalisme,imperialisme,kolonialisme dan feodalisme.
Kedua : Untuk tidak tergantung pada kapitalisme didalam negeri Soekarno mengembangkan prinsif self helf dan self reliance. Dan tataran internasional dikembangkan prinsip kerjasama internasional ynag sejajar dan saling menguntungkan serta tidak menciptakan ketergantungan.
Ketiga : Dalam bidang kebudayaan maka perjuangan untuk mngikis budaya feodalisme yang menindas rakyat. Dan mengembangkan sistem kebudayaan Indonesia yang berkepribadian ke-Indonesia-an yang selalu mengabdi pada kepentingan rakyat. Bukan kebudayaan barat yang menindas rakyat.
Marhaenisme Sebagai Azas Perjuangan
1. Non Kooperasi
Pada hakekatnya sana mau kesana - sini mau kesini. Keinginan kita tidak akan terpenuhi dengan meminta-minta/bekerjasana dengan kaum sana. Kita harus mengenal siapa lawan siapa kawan. Kemudian menentukan kontradiksi pokok dan kontradiksi tidak pokok. Antagonis dan non antagonis. Massa aksi dan machtvorming akan terbentuk melalui non kooperasi
2. Machvorming
Pembentukan kekuasaan. Kienginan akan terpenuhi kalau ada macht untuk mendesakkan. Machvorming bersendikan atas antitesa antara sana dan sini
3. massa aksi
kebangkitan massa secara radikal revolusioner yang disebabkan oleh tenaga-tenaga masyarakat sendiri yang sadar akan perjuanganya. Bentuk perjuangan massa aksi adalah bentuk perbuatan perjuangan kaum marhaen.. Machtvorming akan terbentuk apabila ada m,asa aksi.
4. Radikallisme
Adalah sikap yang mendasar, yang mencakup radikalisme pemikiran, radikalisme semangat, radikalisme gerakan. Dan radikalisme dapat dibangkitkan melalui non kooperasi
5. Self helf
Semangat mengelola sumber daya yang dimiliki. Tidak bergantung pada pihak lain
6. self reliance kepercayaan diri adalah modal utama gerakan tanpa kepercayaan suatu gerakan akan kehilangan daya hidup dan dinamikanya.

KOLONIALISME
Persamaan dan Perbedaan Kolonialisme dan Imperialisme
Persamaan dari kolonialisme dan imperialisme adalah
keduanya merupakan penjajahan atau penguasaan terhadap suatu daerah atau suatu bangsa oleh bangsa lainnya.

Perbedaan dari kolonialisme dan imperialisme dilihat dari :
a. Asal Kata
Kolonialisme berasal dari kata colonia dalam bahasa latin yang artinya tanah permukiman/ jajahan.
Imperialisme berasal dari kata imperator yang artinya memerintah. Atau dari kata imperium yang artinya kerajaan besar dengan memiliki daerah jajahan yang amat luar.

b. Pengertian
• Kolonialisme adalah suatu sistem dimana suatu negara menguasai rakyat dan sumber daya negara lain tetapi masih tetap berhubungan dengan negeri asal.
• Imperialisme adalah suatu sistem penjajahan langsung dari suatu negara terhadap negara lainnya.

c. Tujuan Penguasaan Wilayah
• Kolonialisme tujuannya untuk menguras sumber-sumber kekayaan daerah koloni demi perkembangan industri dan memenuhi kekayaan negara yang melaksanakan politik kolonial tersebut.
• Imperialisme, melakukan penjajahan dengan cara membentuk pemerintahan jajahan dan dengan menanamkan pengaruh pada semua bidang kehidupan di daerah jajahan.

IMPERIALISME
Berdasarkan waktu munculnya imperialisme dibagi menjadi 2 yaitu: imperialisme kuno, dan imperialisme modern. Adapun perbedaan dari Imperialisme kuno dan imperialisme modern adalah sebagai berikut:

a. Terjadinya
• Imperialisme Kuno terjadi sebelum revolusi industri
• Imperialisme Modern terjadi setelah revolusi industri

b. Segi Kepentingan
• Imperialisme Kuno, adanya dorongan untuk kepentingan mencari tanah jajahan karena keinginan mencapai kejayaan (glory),memiliki kekayaan (gold), menyebarkan agama (gospel).
• Imperialisme Modern, adanya dorongan kepentingan ekonomi, keinginan negara penjajah mengembangkan perekonomiannya dan untuk memenuhi kebutuhan industri dimana negara jajahan sebagai sumber penghasil bahan mentah dan tempat pemasaran hasil industri.

c. Contoh negara yang menganut
• Imperialisme Kuno : Portugis, Spanyol, Romawi
• Imperialisme Modern : Inggris, Perancis, belanda, Jerman, dan Italia.

Akibat adanya imperialisme :
1. Berkembang penanaman modal di daerah jajahan oleh kaum partikelir/swasta
2. Perdagangan dunia semakin meluas
3. Negara jajahan semakin miskin
4. Rakyat jajahan serta kekurangan karena rakyat dibebankan berbagai macam 5. kewajiban tanpa memiliki hak
6. Kebudayaan penduduk asli digeser dan dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa Eropa.

Kolonialisme Barat di Indonesia tidak dapat dilepaskan dengan peristiwa-peristiwa di Eropa pada abad ke-8 sampai dengan abad ke-13. Dan perubahan-perubahan di Eropa membawa pengaruh terhadap dunia timur. Perubahan tersebut diantaranya adalah adanya reformasi Gereja (abad 16-17), Gerakan Merkantilisme, Revolusi Perancis(1789), Revolusi Industri(1780).

MERKANTILISME
Paham yang ditandai dengan adanya campur tangan pemerintah secara ketat dan menyeluruh dalam kehidupan perekonomian guna memupuk kekayaan logam mulia sebanyak-banyakanya sebagai standard dan ukuran kekayaan yang dimiliki, kesejahteraan dan kekuasaan Negara tersebut.
Latar Belakang :
Munculnya Negara-negara merdeka di Eropa (Inggris, Perancis, Jerman, Italia, dan Belanda), Negara tersebut ingin mempertahankan kedaulatan, kebebasan, dan kesejahteraan rakyatnya. Diperlukan kondisi perekonomian yang kuat agar tetap mampu bertahan. Ditetapkan logam mulia sebagai standart ukuran kekayaan suatu Negara. Dibuka jaringan perdagangan, diadakan pelayaran serta eksplorasi ke wilayah-wilayah baru.

Kebijakan Pelaksanaan dan Perencanaan Ekonomi Merkantilisme :
Ø Berusaha mendapatkan logam mulia sebanyak-banyaknya
Ø Meningkatkan perdagangan luar negeri
Ø Mengembangkan industri berorientasi ekspor
Ø Meningkatkan pertambahan penduduk sebagai tenaga kerja industri
Ø Melibatkan Negara sebagai pengawas perekonomian
Ø Melakukan perlindungan barang dagangan dengan menggunakan bea masuk yang sangat tinggi.
Ø Meminta bayaran tunai dalam bentuk emas jika suatu Negara mengekspor lebih dari Negara lain.

REVOLUSI INDUSTRI
Pengertian :
Perubahan radiakal struktur masyarakat agraris ke industri serta perubahan penggunaan sarana produksi dari tenaga manusia ke tenaga mesin.
Tahapan perkembangan menuju Revolusi Industri :
Industri Rumah Tangga (home industry)
• Produksi barang dilakukan di dalam rumah tangga dan bersifat musiman. Proses produksi dilakukan secara manual dan tidak terspesialisasi.Pekerja ; anggota keluarga sendiri dan untuk pemenuhan kebutuhan sendiri.
• Industri ManufakturTersedia tempat kerja untuk kurang lebih 10 orang pekerja di halaman belakang rumah dan dibagian depan dibangun toko untuk menjual hasil industri. Muncul Gilda dan Tengkulak.
• Industri PabrikTelah mengenal pabrik dengan teknologi mesin industri. Mulai digunakan system ban berjalan. Buruh hanya bekerja membuat hasil industri penjualan diserahkan pada bagian pemasaran.

Latar Belakang Munculnya Revolusi Industri :
Berkembangnya tata kehidupan agraris yang bercorak feodal Meletusnya Perang Salib (1096-1291) yang menghubungkan antara Negara Eropa dan dunia Timur yang menyebabkan terjalin hubungan dagang antar keduanya. Munculnya kota-kota dagang di Eropa seperti Florence, Venesia, Genoa, yang diikuti dengan munculnya usaha-usaha industri kecil atau industri Rumah Tangga. Muncul Gilda dan Hnasa. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan telah melahirkan ilmuwan-ilmuwan besar.

Akibat Revolusi Industri :
• Barang-barang konsumsi menjadi berlimpah dan dapat dibeli dengan harga murah sebab dengan mesin industri barang-barang dapat tercetak dengan mudah sehingga harganya lebih murah.
• Terjadi urbanisasi karena munculnya kota-kota industri sehingga banyak orang yang bekerja di pabrik dengan upah yang minimum,banyak pengangguran dan kemiskinan sehingga menimbulkan banyak kerusuhan.
• Upah kerja yang rendah dengan waktu kerja yang panjang, pemakaian tenaga wanita dan anak-anak, serta fasilitas kerja yang buruk. Hal ini menyebabkan terjadi pemogokan yang disertai kerusuhan dan perusakan.
• Terjadinya jurang pemisah antara pengusaha dengan buruh/ pekerja. Dimana pengusaha semakin kaya, sedangkan buruh semakin miskin (terjadi ketimpangan ekonomi)
• Hasil industri semakin melimpah sehingga pasar semakin luas. Lalu lintas barang berjalan cepat. Transportasi berkembang pesat baik di darat, laut, maupun udara.
• Diperlukan daerah-daerah untuk pemasaran, investasi dan pemasokan bahan mentah bagi industri-industri bangsa-bangsa Eropa untuk melindungi kegiatan ekonominya. Sehingga mulailah kolonialisme oleh bangsa-bangsa Eropa.

Revolusi Sosial
Merupakan proses perubahan struktur social masyarakat kea rah yang lebih baik dan berlangsung secara radikal.

Faktor pendukungnya adalah sebagai berikut :
• Urbanisasi besar-besaran ke kota-kota industri sedang perumahan tidak mampu menampung mereka
• Kondisi kehidupan kaum buruh yang sangat buruk
• Perbedaan tingkat kehidupan kaum kaya dan miskin yang sangat mencolok.
• Timbulnya berbagai macam tuntutan perubahan menyebabkan muncul sejumlah undang-undang yang dikeluarkan pemerintah Inggris.


KAPITALISME
Kapitalisme adalah sebuah system ekonomi dimana individu secara privat melakukan kegiatan produksi, pertukaran barang, dan jasa pelayanan melalui sebuah jaringan pasar dan harga yang kompleks
Kapitalisme menurut Karl Marx, adalah sebuah sistem dimana pemilik modal menjadi penentu dari seluruh kebijakan pasar dan harga barang dengan meminimalisir kerugian dan memaksimalkan keuntungan.
Pada abad 18 saat berkembang revolusi industri banyak muncul para pemilik modal yang menguasai peralatan industri, mempekerjakan manusia untuk menjalankan mesin.
Tujuan kapitalisme adalah biaya produksi yang murah dan keuntungan yang tinggi.
Ciri-ciri Kapitalisme :
• Modal dan barang-barang yang digunakan sebagai proses produksi dimiliki secara pribadi.
• Aktivitas ekonomi secara bebas hanya ditentukan oleh penjualan dan pembelian
• Pemilik modal bebas untuk menggunakan cara apa saja untuk meningkatkan keuntungan maksimalnya dengan mendayagunakan sumber daya produksi dan pekerjaannya.
• Pengawasan Negara diupayakan seminimal mungkin, Negara sewaktu-waktu dapat mengeluarkan kebijakan yang melindungi lancarnya pelaksanaan dari system kapitalisme


Keterkaitan Merkantilisme, Kapitalisme, dan Revolusi Industri
Merkantilisme terjadi ditujukan untuk kepentingan mengembangkan industri di Negara-negara Eropa dimana saat itu Negara-negaraEropa khususnya Inggris sedang mengembangkan Revolusi industri dimana untuk melaksanakan revolusi Industri tersebut bahan baku industri dibutuhkan diusahakan dibeli dengan harga yang semurah-murahnya dan mendapatkan yang sebanyak-banyaknya sehingga dilaksanakan merkantilisme.
Munculnya revolusi Industri membuka peluang bagi para pemilik modal untuk membuka dan memdirikan industri. Mereka semakin berlomba-lomba menanamkan modalnya. Hal ini menyebabkan munculnya kapitalisme, dimana setiap individu yang mempunyai modal mempunyai hak penuh untuk menentukan kegiatan produksinya.

INDONESIA DI MASA KOLONIALISME DAN IMPERIALISME
A. Indonesia di masa Kolonialisme dan Imperialisme Belanda
Kolonialisme- kolonialisme Eropah menghasilkan ketimpangan ekonomi demi kelestarian pertumbuhan kapitalisme dan industri Eropah. Kolonialisme adalah bidan yang membantu kelahiran kapitalisme Eoropah, tanpa ekspansi kolonial maka transisi menuju kapitalisme tidak akan terjadi di Eropah.
Selama tiga setengah abad lamanya Indonesia dikuasai oleh kekuatan kapitalisme dan imperialisme Belanda yang telah meng-eksploitasi kekayaan alam Indonesia, dan juga Indonesia tercatat telah dikuasai oleh kapitalisme dan imperialisme internasional ditandai dengan dikeluarkan kebijakan Belanda, yakni ` opendeur-politiek ` atau politik pintu terbuka mulai pada tahun 1830.

Imperialisme mengusai Indonesia dengan berbagai cara :
1. Dominasi politik.
2. Eksploitasi ekonomi.
3. Penetrasi kebudayaan.

Akibat ketiga praktek yang dijalankan oleh imperialisme terhadap masyarakat Indonesia selama ratusan tahun telah mendatangkan kerugian yang cukup besar seperti rakyat Indonesia kehilangan kedaulatan di bidang politik, kehilangan prinsip berdikari di bidang ekonomi, dan kehilangan kepribadian di bidang kebudayaan.

Menurut Soekarno kapitalisme dan imperialisme memiliki sifat dan corak yang berbeda. Imperialisme adalah anak kandung dari kapitalisme, dan kapitalisme ditentukan oleh situasi objektif masing-masing kapitalisme yang ada diantaranya :
1. Kapitalisme Amerika Serikat melahirkan imperialisme liberal.
2. Kapitalisme Inggris melahirkan imperialisme semi liberal.
3. Kapitalisme Belanda melahirkan imperialisme semi orthodok.
4. Kapitalisme Spanyol melahirkan imperialisme orthodok.

Beberapa sifat dari imperialisme yang pernah diterapkan di negara-negara miskin atau negara berkembang yang dapat dilihat diantaranya Handels Imperialism Inggris di India dan Finanz Imperialism Belanda di Indonesia.

B. Handels Imperialism Inggris Di India
Sifat dan corak kapitalisme/ imperialisme dipengaruhi secara dominan oleh situasi-objektif masing-masing kapitalisme menyangkut basis bahan baku (grondstoffen) , kaya atau miskinnya grondstoffen yang terdiri dari minyak, batu arang, logam mulia, metal, dan lain-lain. Kapitalisme yang kaya basis grondstoffen akan lebih royal dibandingkan dengan kapitalisme yang kurang kaya atau bahkan miskin akan basis grondstoffen.
Sifat khas imperialisme liberal biasanya lebih royal dan akan lebih `lapang dada' daripada imperialisme semi liberal. Sifat imperialisme Inggris disebut Handels Imperialism yang dilatarbelakangi oleh kelebihan barang-barang produksi (over product) dari perindustrian yang berkembang pesat di Inggris sehingga timbul keinginan untuk mencari wilayah baru sebagai pasar produksi. Inggris mendistribusikan barang-barang produksi yang modern seperti
mesin jahit, gunting, pisau, barang-barang tekstil ke India.
Imperialisme Inggris adalah imperialisme dagang, imperialisme dagang untuk menjual barang-barang buatan Inggris di India. Untuk menciptakan kemampuan daya beli rakyat India maka Imperialisme Inggris tidak terlalu memiskinkan rakyat India. Imperialisme Inggris masih memelihara kemauan beli dan kekuatan beli, sebab jika rakyat India dikondisikan terlalu miskin maka barang-barang buatan Inggris sama sekali tidak dapat dibeli oleh rakyat India.
Untuk meningkatkan daya beli rakyat India maka imperialisme Inggris mengadakan program pendidikan dengan mendirikan sekolah-sekolah tinggi di India. Hal ini dinilai sebagai white burden/mission sacre (tugas suci dari kapitalisme ) untuk mengembangkan peradaban bangsa-bangsa lain.
Hal ini jika ditinjau dari segi politik, ekonomi, dan kebudayaan sebenarnya adalah penjajahan Inggris terhadap India. Konsekuensi dari imperialisme Inggris di India melahirkan perlawanan dari rakyat India dengan melancarkan gerakan swadeshi, yaitu upaya mengimbangi impor Inggris dengan tidak membeli barang-barang buatan Inggris, memproduksi barang-barang buatan dalam negeri, bahkan mendirikan pabrik-pabrik sendiri di India.
Gandhi secara tegas menuduh barang-barang industri Inggris adalah devilworks atau kerja setan. Dalam konteks India maka yang menjadi soko guru revolusi India adalah kaum borjuasi India seperti Tata dan Birla yang secara total mendukung konsepsi swadeshi yang dicetuskan oleh Gandhi.

C., Finanz Imperialism Belanda Di Indonesia
Imperialisme Belanda pada saat menjajah Indonesia disebut finaanz imperialisme dalam artian Indonesia menjadi daerah kolonial Belanda diakibatkan oleh melimpahnya uang rakyat Belanda yang disimpan di Bank (over capital) , sehingga uang yang tersimpan dalam jumlah yang sangat besar harus dimanfaatkan dengan menjadikan Indonesia sebagai wilayah operasi jajahan. Indonesia memang sejak lama telah dikenal sebagai daerah subur penghasil rempah-rempah.
Imperialis Belanda menginvestasikan modal mereka di Indonesia dalam bentuk usaha pertambangan dan perkebunan yang cocok dengan Indonesia sebagai sumber kekayaan alam, negara agraris dan pusat tenaga kerja atau buruh yang murah.

Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh imperialis Belanda dalam memuluskan strategi imperialismenya :
• Belanda melancarkan praktek devide et impera (politik adu domba) atau pecah belah terhadap sesama kaum feodal (tuan tanah) Indonesia dengan tujuan memperoleh tanah yang murah untuk dijadikan perkebunan dan pertambangan atas jasa Belanda membantu biaya perang kepada kaum feodal yang berhasil diadu domba oleh Belanda.
• Melaksanakan upaya penghancuran terhadap pedagang kelas menengah Indonesia dengan cara mempersaingkan pedagang menegah Indonesia dengan pengusaha asing Asia lainnya yang sengaja didatangkan ke Indonesia oleh Belanda dan mendapatkan fasilitas serta prioritas yang tidak diperoleh pedagang menengah Indonesia. Akibatnya pedagang menengah Indonesia kesulitan dalam kegiatan ekonomi.
• Memperendah taraf hidup rakyat Indonesia dengan cara memperlemah kemauan dan kemampuan atau daya beli masyarakat Indonesia.

Dengan melancarkan ketiga strategi diatas belanda memperoleh beberapa keuntungan diantaranya :
a) Sewa/harga tanah yang murah.
b) Tenaga manusia (buruh yang murah).

Akibat yang ditimbulkan dari finaanz imperialisme Belanda telah menghancurkan struktur sosial masyarakat Indonesia dan berada pada di tingkatan paling bawah sama sekali. Fondasi dasar ini telah menjadi sumber masyarakat kelas bawah yang memiliki penderitaan dan nasib yang sama akibat penghisapan antara bangsa yang satu dan bangsa yang lainnya.
Di masa hidup Soekarno ia telah melihat dan memahami banyak penderitaan yang dialami oleh masyarakat Indonesia selama menjajah Indonesia. Pemahaman Soekarno terhadap nasib masyarakat Indonesia secara totalitas ia gunakan untuk menyusun azas dan teori perjuangan, menyusun konsep dan program kerja terutama menetapkan arah dan tujuan perjuangan, menetapkan siapa kawan dan lawan, dan bagaimana agar perjuangan itu dapat terwujud.
Modal asing semakin deras masuk ke Hindia Belanda yang bukannya memberi kebaikan tetapi justru semakin memperburuk kondisi kehidupan masyarakat. Para pemilik modal selain dapat memiliki tanah, juga bisa menyewa dari pemerintah atau penduduk setempat. Sawah-sawah desa yang bersifat komunal mulai banyak disewakan para kepala desa dengan mendapat premi tertentu, sementara penduduk Hindia Belanda menjadi kuli secara massal. Petani telah menjadi budak di lahannya sendiri.
Inspirasi Soekarno untuk merumuskan suatu ideologi pembebasan bagi rakyat tertindas yang disebutnya Marhaen menemukan suatu petunjuk tatkala ia sedang mengadakan perjalanan ke desa Cigalereng, Bandung Selatan dimana pada waktu itu Soekarno telah menjadi pemimpin Partai Nasional Indonesia (PNI). Dalam perjalanannya Soekarno bertemu dan berkomunikasi dengan seorang petani miskin Indonesia yang bernama Pak Marhaen.
Soekarno : Bung, ini tanah, tanah siapa ?
Petani : Gaduh abdi (saya punya)
Soekarno : Pacul ini siapa punya ?
Petani : Gaduh abdi (saya punya)
Soekarno : Gubuk ini siapa punya ?
Petani : Gaduh abdi (saya punya)
Soekarno : Engkau kalau sudah tanam padi, hasil padi ini untuk
siapa ?
Petani : Buat abdi
Soekarno : Wah engkau kaya ?
Petani : Tidak, miskin. Maklum cuma begini dan
meskipun tanah punya sendiri, pacul punya sendiri tapi saya miskin..
paling miskin, coba lihat gubuk itu saja sudah reot
Soekarno : Nama bung siapa ?
Petani : Marhaen.

Soekarno menemukan ilham untuk menamakan golongan masyarakat Indonesia yang miskin baik proletar (buruh), petani, pegawai, guru, pedagang dan masyarakat kelas bawah lainnya. Selanjutnya Soekarno pun mencetuskan ideologi marhaenisme sebagai asas Partai Nasional Indonesia pada tahun 1927. Marhaenisme oleh Soekarno dianggap sebagai ideologi bagi rakyat marhaen untuk melenyapkan kapitalisme dan imperialisme di Indonesia.
Bagi Soekarno kapitalisme adalah sistem pergaulan hidup yang timbul dari cara produksi yang memisahkan kaum buruh dari alat-alat produksi. Kapitalisme timbul dari cara produksi yang oleh karenanya menjadi penyebab nilai lebih tidak jatuh ke tangan kaum buruh melainkan hanya dinikmati oleh sang majikan.
Dengan demikian kapitalisme menyebabkan akumulasi kapital, konsentrasi kapital, sentralisasi kapital, dan kapitalisme bertujuan memelaratkan kaum buruh.
Imperialisme sendiri menurut Soekarno adalah suatu nafsu, atau sistem yang menguasai atau mempengaruhi ekonomi bangsa lain, suatu sistem yang mengendalikan ekonomi atau negeri bangsa lain. Imperialisme juga sebuah sistem atau nafsu yang bertujuan untuk menaklukan negeri atau bangsa lain. Imperialisme pada akhirnya akan melahirkan negeri jajahan.
Berdasarkan praktek imperialisme Belanda yang berlangsung selama berabad-abad maka Soekarno menciptakan sebuah formulasi ide yang kemudian dirumuskan menjadi ideologi perjuangan bagi massa marhaen yang telah dimiskinkan oleh sistem imperialisme, kolonialisme, dan kapitalisme.
Bagi Soekarno marhaenisme adalah azas perjuangan yang bertujuan untuk menghilangkan imperialisme, kolonialisme dan kapitalisme di Indonesia, menciptakan susunan masyarakat serta negara yang menyejahterakan kaum marhaen, sekaligus juga sebagai cara perjuangan yang revolusioner sesuai dengan watak kaum marhaen sendiri.


KOMUNISME
Komunisme adalah salah satu ideologi di dunia, selain kapitalisme dan ideologi lainnya. Komunisme lahir sebagai reaksi terhadap kapitalisme di abad ke-19, yang mana mereka itu mementingkan individu pemilik dan mengesampingkan buruh.
Istilah komunisme sering dicampuradukkan dengan Marxisme. Komunisme adalah ideologi yang digunakan partai komunis di seluruh dunia. Racikan ideologi ini berasal dari pemikiran Lenin sehingga dapat pula disebut "Marxisme-Leninisme".
Dalam komunisme perubahan Josias harus dimulai dari peran Partai Komunis. Logika secara ringkasnya, perubahan sosial dimulai dari buruh, namun pengorganisasian Buruh hanya dapat berhasil jika bernaung di bawah dominasi partai. Partai membutuhkan peran Politbiro sebagai think-tank. Dapat diringkas perubahan sosial hanya bisa berhasil jika dicetuskan oleh Politbiro. Inilah yang menyebabkan komunisme menjadi "tumpul" dan tidak lagi diminati.

Komunisme sebagai ideologi
Komunisme sebagai ideologi mulai diterapkan saat meletusnya Revolusi Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917. Sejak saat itu komunisme diterapkan sebagai sebuah ideologi dan disebarluaskan ke negara lain. Pada 2005 negara yang menganut faham komunis adalah Tiongkok, Vietnam, Kuba, Korea Utara, dan Laos. Pencetus terjadinya komunisme swbagai ideologi adalah Vladimir Lenin di rusia lewat Partainya yang bernama Partai Comunist InternasionaL

Indonesia dan komunisme
Ada kemungkinan Indonesia menjadi negara komunis pula kalau saja PKI berhasil berkuasa di Indonesia. Namun hal tersebut tidak menjadi kenyataan karena terjadi pelanggaran HAM super berat dan pembantaian manusia secara sia-sia oleh tentara dan kelompok-kelompok agama terhadap orang-orang yang dicurigai dan dituduh mempunyai hubungan dengan PKI, pada pertengahan tahun 1960-an. Hal ini juga membawa kesengsaraan luar biasa bagi para warga Indonesia dan anggota keluarga yang dituduh komunis meski tidaklah benar. Diperkirakan antara 500.000 sampai 2 juta jiwa manusia dibantai di Jawa dan Bali setelah peristiwa Gerakan 30 September. Hal ini merupakan halaman terhitam sejarah negara Indonesia.
Semenjak jatuhnya Presiden Suharto, aktivitas kelompok-kelompok Komunis, Marxis, dan haluan kiri lainnya mulai kembali aktif di lapangan politik Indonesia, walaupun belum boleh mendirikan partai karena masih dilarang oleh pemerintah.

KOMUNISME DI INDONESIA
Komunisme di Indonesia memiliki sejarah yang kelam, kelahirannya di Indonesia tak jauh dengan hadirnya para orang-orang buangan dari Belanda ke Indonesia dan mahasiswa-mahasiswa jebolannya yang beraliran kiri. Mereka diantaranya Sneevliet, Bregsma, dan Tan Malaka (yang terahir masuk setelah SI Semarang sudah terbentuk). Alasan kaum pribumi yang mengikuti aliran tersebut dikarenakan tindakan-tindakannya yang melawan kaum kapitalis dan pemerintahan, selain itu iming-iming propaganda PKI juga menarik perhatian mereka.
Gerakan Komunis di Indonesia diawali di Surabaya, yakni di dalam diskusi intern para pekerja buruh kereta api Surabaya yang dikenal dengan nama VSTP. Awalnya VSTP hanya berisikan anggota orang Eropa dan Indo Eropa. saja, namun setelah berkembangnya waktu, kaum pribumi pun ikut di dalamnya. Salah satu anggota yang menjadi besar adalah Semaoen kemudian menjadi ketua SI Semarang. Komunisme Indonesia mulai aktif di Semarang, atau sering disebut dengan Kota Merah setelah menjadi basis PKI di era tersebut.
Hadirnya ISDV dan masuknya para pribumi berhaluan kiri ke dalam SI (Sarekat Islam) menjadikan komunis sebagian cabangnya karena hak otonomi yang diciptakan Pemerintah Hindia Belanda atas organisasi lepas menjadi salah satu ancaman bagi pemerintah. ISDV menjadi salah satu organisasi yang bertanggung jawab atas banyaknya pemogokan buruh di Jawa. Konflik dengan SI pusat di Yogyakarta membuat personil organisasi ini keluar dari keanggotaan SI, setelah disiplin partai atas usulan Haji Agus Salim disahkan oleh pusat SI.
Namun ISDV yang berganti nama menjadi PKI semakin kuat saja dan diantara pemimpin mereka dibuang keluar Hindia Belanda. Kehancuran PKI fase awal ini bermula dengan adanya Persetujuan Prambanan yang memutuskan akan ada pemberontakan besar-besaran di seluruh Hindia Belanda. Tan Malaka yang tidak setuju karena komunisme di Indonesia kurang kuat mencoba menghentikannya. Namun para tokoh PKI tidak mau menggubris usulan itu kecuali mereka yang ada di pihak Tan Malaka.
Pemberontakan itu terjadi pada tahun 1926-1927 yang berakhir dengan kehancuran PKI dengan mudah oleh pemerintah Hindia Belanda. Para tokoh PKI menganggap kegagalan itu karena Tan Malaka mencoba menghentikan pemberontakan dan memengaruhi cabang PKI untuk melakukannya.
Gerakan PKI lahir pula pada masa Perang Kemerdekaan Indonesia yang diawali oleh kedatangan Muso secara misterius dari Uni Sovyet ke Negara Republik (Saat itu masih beribu kota di Yogyakarta). Sama seperti Soekarno dan tokoh pergerakan lain, Muso berpidato dengan lantang di Yogyakarta dengan kepercayaannya yang murni komunisme. Disana ia juga mendidik calon-calon pemimpin PKI seperti D.N. Aidit. Musso dan pendukungnya kemudian menuju ke Madiun. Disana ia dikabarkan mendirikan Negara Indonesia sendiri yang berhalauan komunis. Gerakan ini didukung oleh salah satu menteri Soekarno, Amir Syarifuddin yang tidak jelas ideologinya.
Divisi Siliwangi akhirnya maju dan mengakhiri pemberontakan Muso ini. Beberapa ilmuwan percaya bahwa ini adalah konflik intern antarmiliter Indonesia pada waktu itu.
Pasca Perang Kemerdekaan Indonesia tersebut PKI menyusun kekuatannya kembali. Didukung oleh Soekarno yang ingin menyatukan semua aspek masyarakat Indonesia saat itu, dimana antar ideologi menjadi musuh masing-masing, PKI menjadi salah satu kekuatan baru dalam politik Indonesia. Permusuhan itu tidak hanya terjadi di tingkat atas saja, melainkan juga di tingkat bawah dimana tingkat anarkisme banyak terjadi antara tuan tanah dan para kaum rendahan.
Namun Soekarno menjurus ke kiri dan menganak-emaskan PKI. Akhirnya konflik dimana-mana terjadi. Ada suatu teori bahwa PKI dan militer yang bermusuhan akan melakukan kudeta. Yakni PKI yang mengusulkan Angkatan Perang Ke 5 (setelah AURI, ALRI, ADRI dan Kepolisian) dan isu penyergapan TNI atas Presiden Soekarno saat ulang tahun TNI. Munculah kecurigaan antara satu dengan yang lain. Akhirnya dipercaya menjadi sebuah insiden yang sering dinamakan Gerakan 30 September.
Ada kemungkinan Indonesia menjadi negara komunis andai saja PKI berhasil berkuasa di Indonesia. Namun hal tersebut tidak menjadi kenyataan setelah terjadinya kudeta dan peng-kambing hitaman komunisme sebagai dalang terjadinya insiden yang dianggap pemberontakan pada tahun 1965 yang lebih dikenal dengan Gerakan 30 September. Hal ini juga membawa kesengsaraan luar biasa bagi para warga Indonesia dan anggota keluarga yang dituduh komunis meskipun belum tentu kebenarannya. Diperkirakan antara 500.000 sampai 2 juta jiwa manusia dibunuh di Jawa dan Bali setelah peristiwa Gerakan 30 September.
Hal ini merupakan halaman terhitam sejarah negara Indonesia. Para tertuduh yang tertangkap kebanyakan tidak diadili dan langsung dihukum. Setelah mereka keluar dari ruang hukuman mereka, baik di Pulau Buru atau di penjara, mereka tetap diawasi dan dibatasi ruang geraknya dengan penamaan Eks Tapol.
Semenjak jatuhnya Presiden Soeharto, aktivitas kelompok-kelompok komunis, marxis, dan haluan kiri lainnya mulai kembali aktif di lapangan politik Indonesia, walaupun belum boleh mendirikan partai karena masih dilarang oleh pemerintah.




Komunisme di Indonesia
Era pre-Perang Kemerdekaan RI
Pascaperang Perang Kemerdekaan RI
Setelah Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959, politik luar negeri Indonesia cenderung lebih condong ke Blok Timur (Blok Komunis). Mengapa seperti itu? Karena Indonesia lebih banyak melakukan kerja sama dengan negara komunis seperti Uni Soviet, Kamboja, Vietnam, RRC, maupun Korea Utara. Berikut ini adalah langkah-langkah politik luar negeri Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin: Presiden Soekarno menyampaikan pandangan politik dunia yang berlawanan, yaitu OLDEFO (Old Established Forces), dan NEFO (New Emerging Forces), Indonesia membentuk Poros Jakarta-Peking dan Poros Jakarta-Phnompenh-Hanoi-Peking-Pyongyang yang membuat Indonesia termasuk dalam Negara Blok Timur, Konfrontasi dengan Malaysia yang berujung dengan keluarnya Indonesia dari PBB.

Apakah Komunisme Telah Mati?
Banyak orang yang mengira komunisme 'mati' dengan bubarnya Uni Soviet di tahun 1991, yang diawali dengan keputusan Presiden Mikhail Gorbachev. Namun komunisme yang murni belum pernah terwujud dan tak akan terwujud selama revolusi lahir dalam bentuk sosialisme (Uni Soviet dan negara-negara komunis lainnya). Dan walaupun komunis sosialis hampir punah, partai komunis tetap ada di seluruh dunia dan tetap aktif memperjuangkan hak-hak buruh, pelajar dan anti-imperialisme. Komunisme secara politis dan ekonomi telah dilakukan dalam berbagai komunitas, seperti Kepulauan Solentiname di Nikaragua.
Seperti yang digambarkan Anthony Giddens, komunisme dan sosialisme sebenarnya belum mati. Ia akan menjadi hantu yang ingin melenyapkan kapitalisme selamanya. Saat ini di banyak negara, komunisme berubah menjadi bentuk yang baru. Baik itu Kiri Baru ataupun komunisme khas seperti di Kuba dan Vietnam. Di negara-negara lain, komunisme masih ada didalam masyarakat, namun kebanyakan dari mereka membentuk oposisi terhadap pemerintah yang berkuasa.

Fasisme
Mussolini dan Hitler, penganut fasisme.
Fasisme (/ fæʃɪzəm /) adalah, gerakan radikal ideologi nasionalis otoriter politik. Fasis berusaha untuk mengatur bangsa menurut perspektif korporatis, nilai, dan sistem, termasuk sistem politik dan ekonomi. Mereka menganjurkan pembentukan partai tunggal negara totaliter yang berusaha mobilisasi massa suatu bangsa dan terciptanya "manusia baru" yang ideal untuk membentuk suatu elit pemerintahan melalui indoktrinasi, pendidikan fisik, dan eugenika kebijakan keluarga termasuk.
Fasis percaya bahwa bangsa memerlukan kepemimpinan yang kuat, identitas kolektif tunggal, dan akan dan kemampuan untuk melakukan kekerasan dan berperang untuk menjaga bangsa yang kuat. pemerintah Fasis melarang dan menekan oposisi terhadap negara. Fasisme didirikan oleh sindikalis nasional Italia dalam Perang Dunia I yang menggabungkan sayap kiri dan sayap kanan pandangan politik, tapi condong ke kanan di awal 1920-an. Para sarjana umumnya menganggap fasisme berada di paling kanan. Fasis meninggikan kekerasan, perang, dan militerisme sebagai memberikan perubahan positif dalam masyarakat, dalam memberikan renovasi spiritual, pendidikan, menanamkan sebuah keinginan untuk mendominasi dalam karakter orang, dan menciptakan persaudaraan nasional melalui dinas militer .
Fasis kekerasan melihat dan perang sebagai tindakan yang menciptakan regenerasi semangat, nasional dan vitalitas. Fasisme adalah anti-komunisme, anti-demokratis, anti-individualis, anti-liberal, anti-parlemen, anti-konservatif, anti-borjuis dan anti-proletar, dan dalam banyak kasus anti-kapitalis Fasisme. menolak konsep-konsep egalitarianisme, materialisme, dan rasionalisme yang mendukung tindakan, disiplin, hirarki, semangat, dan akan. Dalam ilmu ekonomi, fasis menentang liberalisme (sebagai gerakan borjuis) dan Marxisme (sebagai sebuah gerakan proletar) untuk menjadi eksklusif ekonomi berbasis kelas gerakan Fasis ini. ideologi mereka seperti yang dilakukan oleh gerakan ekonomi trans-kelas yang mempromosikan menyelesaikan konflik kelas ekonomi untuk mengamankan solidaritas nasional Mereka mendukung, diatur multi-kelas, sistem ekonomi nasional yang terintegrasi

Etimologi
fascismo adalah istilah yangberasal dari kata Latin fasces. Fasces, yang terdiri dari serumpun batang yang diikatkan di kapak, adalah simbol otoritas hakim sipil Romawi kuno. Mereka dibawa oleh para lictor dan dapat digunakan untuk hukuman fisik dan modal berdasarkan perintah-Nya. Kata fascismo juga terkait dengan organisasi politik di Italia dikenal sebagai fasci, kelompok mirip dengan serikat kerja atau sindikat.
Simbolisme fasces menyarankan kekuatan melalui kesatuan: sebuah batang tunggal adalah mudah patah, sedangkan rumpunan akan sulit untuk mengalami perpecahan . Simbol serupa dikembangkan oleh gerakan fasis yang berbeda. Misalnya simbol Falange yang berbentuk sekelompok anak panah yang bergabung bersama oleh sebuah kuk.

Definisi
Sejarawan, ilmuwan politik dan para sarjana lainnya kaya lama diperdebatkan sifat yang tepat dari fasisme. Setiap bentuk fasisme adalah berbeda, meninggalkan banyak definisi terlalu lebar atau sempit. Sejak 1990-an, para sarjana termasuk Stanley Payne, Roger Eatwell, Roger Griffin dan Robert O. Paxton telah mengumpulkan sebuah konsensus kasar pada prinsip-prinsip inti ideologi. Untuk Griffin, fasisme adalah "bentuk, benar-benar revolusioner trans-kelas anti-liberal, dan dalam analisis terakhir, nasionalisme anti-konservatif" dibangun di berbagai kompleks pengaruh teoritis dan budaya. Ia membedakan periode antar-perang yang terwujud dalam elit yang dipimpin tapi populis "bersenjata partai" politik menentang sosialisme dan liberalisme dan politik radikal yang menjanjikan untuk menyelamatkan bangsa dari dekadensi.

Paxton melihat fasisme sebagai "keasyikan obsesif dengan penurunan masyarakat, penghinaan atau menjadi korban dan dengan kultus-kultus kompensasi persatuan, energi dan kemurnian". Dalam interpretasi Paxton's, fasis adalah "militan nasionalis berkomitmen", bekerja gelisah bersama elit tradisional dan meninggalkan kebebasan demokratis dalam mengejar "pembersihan internal" atau perluasan wilayah. Salah satu definisi umum fasisme berfokus pada tiga kelompok ide: negations fasis yang anti-liberalisme, anti-komunisme dan anti-konservatisme, nasionalis, otoriter tujuan untuk menciptakan struktur ekonomi yang diatur untuk mengubah hubungan sosial dalam modern, self- ditentukan budaya;. estetika politik menggunakan simbolisme romantis, mobilisasi massa, pandangan positif kekerasan, promosi maskulinitas dan pemuda dan kepemimpinan karismatik.

Posisi dalam spektrum politik
Fasisme biasanya digambarkan sebagai "kebenaran ekstrim", meskipun penulis telah menemukan menempatkan fasisme pada spektrum politik konvensional kiri-kanan sulit. Ada sebuah konsensus ilmiah bahwa fasisme dipengaruhi oleh baik kiri dan kanan, konservatif dan anti -konservatif, nasional dan supranasional, rasional dan anti-rasional. Sejumlah sejarawan telah dianggap fasisme baik sebagai doktrin sentris revolusioner, sebagai sebuah doktrin yang Mixes filsafat kiri dan kanan, atau sebagai kedua hal tersebut.
Ada faksi dalam Fasisme Italia pada kedua sisi kiri dan kanan. Akomodasi hak politik menjadi Fasisme di awal 1920-an menyebabkan terciptanya sejumlah faksi internal dalam gerakan Fasis Italia. "Kiri Fasis" termasuk Angelo Oliviero Olivetti, Sergio Panunzio, dan Edmondo Rossoni, yang berkomitmen untuk memajukan sindikalisme nasional sebagai pengganti liberalisme parlemen dalam rangka untuk memodernisasi ekonomi dan memajukan kepentingan pekerja dan masyarakat umum. Yang "benar Fasis" termasuk anggota paramiliter fasis "Squadristi" dan mantan anggota Asosiasi Nasionalis Italia (ANI) Squadristi ingin mendirikan fasisme sebagai sebuah kediktatoran lengkap,. sedangkan ANI mantan anggota, termasuk Alfredo Rocco , mencari negara korporatis otoriter untuk menggantikan negara liberal di Italia, sementara tetap mempertahankan elite yang ada. Ada faksi-faksi juga lebih kecil di dalam gerakan Fasis Italia, seperti "Fasis ulama" yang berusaha untuk mengalihkan fasisme Italia dari anti- akar Katolik untuk menerima Katolik. Ada juga "Fasis monarki" yang berusaha untuk menggunakan fasisme untuk membuat sebuah monarki absolut di bawah Raja Victor Emmanuel III dari Italia.
Sejumlah gerakan fasis menggambarkan diri mereka sebagai "kekuatan ketiga" di luar spektrum politik tradisional Mussolini dipromosikan. Ambiguitas tentang posisi fasisme dalam rangka untuk rally banyak orang itu mungkin, mengatakan fasis dapat "bangsawan atau demokrat, revolusioner dan reaksioner, kaum proletar dan anti-proletarian, pasifis dan anti-pasifis ". Mussolini menyatakan sistem ekonomi yang Fasisme Italia korporatisme dapat diidentifikasi sebagai kapitalisme negara atau sosialisme negara, yang dalam kedua kasus terlibat" birokratisasi dari kegiatan ekonomi bangsa "dijelaskan.
Mussolini fasisme dalam bahasa apapun ia menemukan berguna. Spanyol Falangist pemimpin José Antonio Primo de Rivera adalah kritis dari kedua politik sayap kiri dan sayap kanan, sekali mengatakan bahwa "pada dasarnya Hak berdiri untuk memelihara struktur ekonomi, meskipun salah satu yang tidak adil, sedangkan Waktu singkatan dari upaya untuk menumbangkan bahwa struktur ekonomi, meskipun subversi daripadanya akan memerlukan penghancuran banyak hal yang bermanfaat".

Sudut pandang kontemporer luar
Awalnya fasisme dan Fasis Italia pada khususnya sangat populer di dunia, sampai Perang Dunia II dan kekalahan kekuatan Poros. Winston Churchill mendukung rezim Fasis Italia hingga akhir 1937, mengklaim bahwa Mussolini memiliki kualitas yang kuat yang dijaga Italia dari ancaman komunisme, yang sepadan dengan pengorbanan kebebasan Pan-Afrika nasionalis Marcus Garvey sekali. mengklaim bahwa ia adalah pertama fasis dan menyatakan ia menghormati asal usul kelas bawah Mussolini dan Adolf Hitler .
Franklin D. Roosevelt, sebelum Perang Italo-Ethiopia Kedua, mengatakan bahwa ia "tetap berhubungan dengan pria yang mengagumkan", merujuk untuk Mussolini Mohandas Gandhi. bepergian ke Italia untuk bertemu Mussolini pada bulan Desember 1931 dengan maksud berusaha untuk menyebarkan nilai kedamaian.

fasis sebagai julukan
Setelah kekalahan kekuatan Poros dalam Perang Dunia II, istilah fasis telah digunakan sebagai kata merendahkan, sering merujuk pada gerakan yang sangat beragam di seluruh spektrum politik. Dalam wacana politik, istilah "fasis" adalah umum digunakan untuk menunjukkan kecenderungan otoriter, tetapi sering kali digunakan sebagai julukan peyoratif oleh penganut politik kedua sayap kiri dan sayap kanan untuk merendahkan mereka dengan sudut pandang yang berlawanan. George Orwell menulis pada tahun 1944 bahwa "'Fasisme' kata hampir seluruhnya berarti ... hampir semua orang Inggris akan menerima 'pengganggu' sebagai sinonim untuk 'fasis'" . Richard Griffiths pada tahun 2005 berpendapat bahwa "fasisme" adalah "yang paling disalahgunakan, dan kata lebih-digunakan, di zaman kita". "Fasis" kadang-kadang diterapkan pada organisasi pasca-perang dan cara berpikir yang akademisi lebih umum istilah "neo-fasis". Digunakan dalam dan terhadap Komunisme
Berlawanan dengan mainstream umum penggunaan akademis dan populer dari, istilah negara komunis kadang-kadang disebut sebagai "fasis". Interpretasi Marxis istilah miliki, misalnya, telah diterapkan dalam kaitannya dengan Kuba di bawah Fidel Castro dan Vietnam di bawah Ho Chi Minh . Herbert Matthews dari New York Times bertanya "Haruskah kita sekarang tempat Rusia Stalinis di kategori yangyang sama Orang fasis Jerman? Haruskah kita mengatakan bahwa dia Fasis ". J. Edgar Hoover menulis secara ekstensif dari"? Red Fasisme ". Marxis Cina menggunakan istilah itu untuk mengecam Uni Soviet selama Split Sino-Soviet, dan juga, Soviet menggunakan istilah untuk mengidentifikasi Marxis Cina.

Sejarah penyebab dan pengembangan Fusi nasionalisme dan Sorelianisme serta pemecahan terakhir (1907-1914)
Unsur kunci dalam penciptaan fasisme adalah perpaduan dari agenda nasionalis pada hak politik dengan sindikalis Sorelian di sebelah kiri, sekitar pecahnya Perang Dunia I. Sindikalisme Sorelian, tidak seperti ideologi lain di sebelah kiri, diadakan sebuah elitis pandangan bahwa moralitas kelas pekerja harus dinaikkan. Konsep Sorelian sifat positif dari perang sosial dan desakan terhadap revolusi moral menyebabkan beberapa sindikalis percaya bahwa perang adalah manifestasi akhir dari perubahan sosial dan revolusi moral .
Pengaruh Nasionalis dan militer yang telah mulai menggabungkan dengan sindikalisme sejak 1907 menciptakan perpecahan dalam politik kiri. split ini kuat di Italia, di mana nasionalis dan sindikalis semakin dipengaruhi satu sama lain nasionalisme. Maurassian, dekat dengan Sorelism, dipengaruhi radikal nasionalis Italia Enrico Corradini. Corradini berbicara tentang perlunya gerakan nasionalis-sindikalis, dipimpin oleh aristokrat elitis dan anti-demokrat yang berbagi komitmen sindikalis revolusioner untuk aksi langsung dan kemauan untuk melawan. Corradini berbicara Italia sebagai sebuah "bangsa proletar" yang diperlukan untuk mengejar imperialisme dalam rangka tantangan "berkenaan dgn pemerintahan orang kaya" Prancis dan Inggris. pandangan Corradini adalah bagian dari satu set yang lebih luas persepsi dalam Italia sayap kanan Nasionalis Association (ANI) , yang menyatakan bahwa keterbelakangan ekonomi Italia disebabkan oleh korupsi dalam kelas politik, liberalisme, dan pembagian yang disebabkan oleh "sosialisme tercela" . ANI diadakan ikatan dan pengaruh antara konservatif, Katolik, dan masyarakat bisnis.
Sindikalis nasional Italia mengadakan seperangkat prinsip: penolakan nilai-nilai borjuis, demokrasi, liberalisme, Marxisme, internasionalisme, dan pasifisme dan promosi kepahlawanan, vitalisme, dan kekerasan . nasionalisme radikal di Italia - dukungan untuk ekspansi dan revolusi budaya untuk menciptakan sebuah "Manusia Baru" dan "New Negara" - mulai tumbuh pada tahun 1912 selama penaklukan Italia dari Libya dan didukung oleh futuris Italia dan anggota ANI . ANI mengklaim bahwa demokrasi liberal tidak lagi kompatibel dengan dunia modern dan menganjurkan sebuah negara yang kuat dan imperialisme, mengklaim bahwa manusia secara alami predator dan bahwa bangsa-bangsa dalam perjuangan terus-menerus di mana hanya yang terkuat bisa bertahan.
Namun, hingga 1914, nasionalis Italia dan sindikalis revolusioner dengan kecenderungan nasionalis tetap terpisah. sindikalis tersebut menentang Perang Italo-Turki di tahun 1911 sebagai urusan kepentingan keuangan dan bukan bangsa. Perang Dunia I terlihat oleh nasionalis Italia dan sindikalis sebagai urusan nasional.

Perang Dunia I dan pendirian Fasisme (1914-1920)
Pada pecahnya Perang Dunia I pada bulan Agustus 1914, politik kiri Italia menjadi sangat dibagi atas posisinya pada perang . Partai Sosialis Italia menentang perang atas dasar internasionalisme., Tetapi sejumlah sindikalis revolusioner Italia didukung intervensi melawan Jerman dan Austria-Hongaria dengan alasan bahwa rezim-rezim reaksioner mereka harus dikalahkan untuk menjamin keberhasilan sosialisme. Corradini disajikan kebutuhan yang sama untuk Italia sebagai "bangsa proletar" untuk mengalahkan Jerman reaksioner dari perspektif nasionalis. Awal fasisme yang dihasilkan dari perpecahan ini, dengan Angelo Oliviero Olivetti membentuk Fascio Revolusioner Aksi Internasional pada Oktober 1914 .Pada saat yang sama, Benito Mussolini bergabung penyebab intervensionis.
The Fasis didukung nasionalisme dan mengklaim bahwa internasionalisme proletar gagal. Pada saat ini, kaum fasis tidak memiliki serangkaian kebijakan terpadu dan gerakan itu sangat kecil. Its mencoba untuk mengadakan pertemuan massa tidak efektif dan itu teratur dilecehkan oleh otoritas pemerintah dan sosialis ortodoks Antagonisme antara intervensionis,. termasuk Fasis, dan sosialis ortodoks anti-intervensionis menghasilkan kekerasan. Serangan terhadap intervensionis begitu kekerasan yang bahkan sosialis demokrasi yang menentang perang, seperti Anna Kuliscioff, mengatakan bahwa Partai Sosialis Italia sudah terlalu jauh dalam kampanye untuk membungkam pendukung perang. penggunaan Italia dari pemberani pasukan shock elit yang dikenal sebagai Arditi, dimulai pada tahun 1917, merupakan pengaruh penting terhadap Fasisme Para Arditi adalah prajurit yang secara khusus terlatih untuk hidup kekerasan dan mengenakan seragam blackshirt unik dan fezzes. .
The Arditi membentuk sebuah organisasi nasional pada bulan November 1918, Associazione fra GLI Arditi d'Italia, yang pada pertengahan 1919 memiliki sekitar dua puluh ribu orang muda di dalamnya Mussolini banding ke Arditi, dan Squadristi. kaum fasis ', dikembangkan setelah perang, didasarkan pada Arditi. Dengan pemisahan antara Marxis anti-intervensionis dan Fasis pro-intervensionis selesai pada akhir perang, kedua belah pihak menjadi tak terdamaikan. Kaum Fasis disajikan diri mereka sebagai anti-Marxis dan sebagai lawan dari komunisme Soviet, Benito Mussolini mengontrol konsolidasi selama gerakan Fasis pada tahun 1919 dengan berdirinya italiani Fasci di combattimento, yang bertentangan dengan sosialisme ortodoks dia menyatakan:
Kami menyatakan perang melawan sosialisme, bukan karena itu adalah sosialisme, tetapi karena menentang nasionalisme. Meskipun kita dapat membahas pertanyaan tentang apa sosialisme adalah, apa programnya, dan apa taktik, satu hal yang jelas: Italia resmi Partai Sosialis telah reaksioner dan benar-benar konservatif. Jika dilihat perusahaan mempunyai menang, kelangsungan hidup kita di dunia saat ini tidak mungkin.
Pada tahun 1919, Alceste De Ambris dan pemimpin gerakan Futurist Filippo Tommaso Marinetti menciptakan Manifesto dari Fasci dari Combat (alias Manifesto Fasis). Manifesto disajikan pada tanggal 6 Juni 1919 di surat kabar Il Popolo d'Italia Fasis. Manifesto mendukung penciptaan hak pilih universal bagi laki-laki dan perempuan (yang terakhir disadari hanya sebagian pada tahun 1925-an, dengan semua pihak oposisi dilarang atau dibubarkan); perwakilan proporsional berdasarkan regional; perwakilan pemerintah melalui sistem korporatis dari "Dewan Nasional" ahli, dipilih dari para profesional dan pedagang, terpilih untuk mewakili dan memiliki kekuasaan legislatif di daerah masing-masing, termasuk tenaga kerja, industri, transportasi, kesehatan masyarakat, komunikasi, dll; dan penghapusan Senat Italia . Manifesto mendukung terciptanya hari kerja delapan jam untuk semua pekerja, upah minimum, perwakilan pekerja dalam manajemen industri, sama kepercayaan serikat buruh seperti di eksekutif industri dan pegawai negeri, reorganisasi sektor transportasi, revisi draft undang-undang tentang asuransi cacat, pengurangan usia pensiun 65-55, pajak progresif yang kuat atas modal, penyitaan milik lembaga agama dan penghapusan keuskupan, dan revisi kontrak militer untuk memungkinkan pemerintah untuk menyita 85% dari [mereka yang keuntungan].? Ini juga disebut untuk menciptakan layanan-singkat milisi nasional untuk melayani tugas defensif, nasionalisasi industri persenjataan, dan kebijakan luar negeri yang dirancang untuk menjadi damai tetapi juga kompetitif.
Peristiwa berikutnya yang mempengaruhi Fasis adalah serangan dari Fiume oleh Gabriele d'Annunzio nasionalis Italia dan pendiri Piagam Carnaro pada tahun 1920 D'Annunzio dan De Ambris dirancang Piagam, yang menganjurkan productionism korporatis nasional-sindikalis. pandangan bersama D'Annunzio's politik .Banyak Fasis melihat. Piagam Carnaro sebagai konstitusi ideal untuk Italia Fasis.

Bergeser ke kanan dan konsolidasi politik (1920-1922)
Awal tahun 1920, Fasisme mulai membuat pergeseran ke arah hak politik .Hal ini terjadi sebagai aktivitas pemogokan militan oleh pekerja industri mencapai. Puncaknya di Italia, di mana 1919 dan 1920 dikenal sebagai "Tahun Merah". Mussolini dan Fasis mengambil keuntungan dari situasi dengan allying dengan usaha industri dan menyerang para pekerja dan petani dalam nama menjaga ketertiban dan perdamaian internal di Italia.
Fasis diidentifikasi lawan utama mereka sebagai mayoritas sosialis di sebelah kiri yang menentang intervensi dalam Perang Dunia I. Fasis dan hak politik Italia diadakan landasan bersama: baik Marxisme diadakan di penghinaan, diskon kesadaran kelas dan percaya dalam aturan elit Kaum Fasis membantu kampanye anti-sosialis hak politik dengan allying dengan tepat dalam upaya bersama untuk menghancurkan Partai Sosialis Italia dan tenaga kerja organisasi berkomitmen untuk identitas kelas di atas identitas nasional.
Fasisme berusaha untuk mengakomodasi konservatif Italia dengan membuat perubahan besar dalam agenda politiknya -. Meninggalkan populisme sebelumnya, republikanisme, dan anticlericalism, mengadopsi kebijakan yang mendukung pasar bebas, dan menerima Gereja Katolik Roma dan monarki sebagai lembaga di Italia untuk menarik konservatif Italia, Fasisme mengadopsi kebijakan seperti mendorong nilai-nilai keluarga, termasuk promosi peran wanita sebagai seorang ibu Meskipun Fasisme diadopsi. beberapa posisi yang dirancang untuk menarik reaksioner, kaum fasis berusaha untuk mempertahankan karakter revolusioner Fasisme's, dengan Angelo Oliviero Olivetti mengatakan "Fasisme ingin menjadi konservatif, tetapi akan dengan menjadi revolusioner." The Fasis mendukung aksi revolusioner dan berkomitmen untuk mengamankan hukum dan ketertiban untuk menarik baik konservatif dan sindikalis.
Sebelum bergeser ke kanan, Fasisme adalah, kecil perkotaan, gerakan Italia utara yang memiliki sekitar seribu anggota .Setelah itu, keanggotaan gerakan Fasis melejit menjadi sekitar 250.000 pada 1921.

Gelombang fasisme Internasional dan Perang Dunia II (1929-1945)
Peristiwa-peristiwa Depresi Besar menghasilkan gelombang internasional fasisme dan penciptaan rezim fasis berganda dan rezim yang mengadopsi kebijakan fasis. Rezim yang paling penting fasis baru Nazi Jerman, di bawah kepemimpinan Adolf Hitler. Dengan bangkitnya Hitler dan Nazi berkuasa pada 1933, demokrasi liberal dibubarkan di Jerman, dan Nazi dimobilisasi negara untuk perang, dengan tujuan ekspansionis teritorial terhadap negara-negara ganda.
Pada tahun 1930 dilaksanakan Nazi hukum rasial yang sengaja didiskriminasi, disenfranchised, dan menganiaya orang-orang Yahudi, homoseksual, dan kelompok-kelompok ras dan minoritas lainnya. Fasis Hungaria Gyula Gömbös naik ke tampuk kekuasaan sebagai Perdana Menteri Hongaria pada 1932 dan mengunjungi Fasis Italia dan Nazi Jerman untuk mengkonsolidasikan hubungan baik dengan dua rezim. Ia berusaha berkubu Partai Persatuan Nasional di seluruh negeri; menciptakan hari kerja delapan jam, empat puluh delapan jam seminggu bekerja di industri, dan berusaha berkubu ekonomi korporatis, dan mengejar irredentist klaim pada tetangga Hungaria . Gerakan Besi fasis Guard di Rumania melonjak dalam dukungan politik setelah tahun 1933, mendapatkan perwakilan dalam pemerintahan Rumania, dan seorang anggota Garda Besi Rumania dibunuh perdana menteri Ion Duca. Berbagai pemerintah para-fasis yang dipinjam unsur-unsur dari fasisme terbentuk selama Depresi Besar, termasuk Yunani, Lithuania, Polandia, dan Yugoslavia International gelombang fasisme dan Perang Dunia II (1929-1945).
Fasisme juga memperluas pengaruh luar Eropa, terutama di Asia Timur, Timur Tengah, dan Amerika Selatan. Di Cina, p'ai Wang Jingwei's Kai-tsu (Reorganisasi) faksi Kuomintang (Partai Nasionalis China) didukung Nazisme di akhir 1930-an. Di Jepang, Tōhōkai, sebuah gerakan Nazi dibentuk oleh Seigō Nakano. The Integralists Brasil dipimpin oleh Plínio Salgado, diklaim sebanyak 200.000 anggota walaupun setelah upaya kudeta itu menghadapi tindakan keras dari Estado Novo dari Getúlio Vargas pada 1937.
Club Al-Muthanna di Irak adalah sebuah gerakan pan-Arab yang didukung Nazisme dan pengaruh yang dilakukan di pemerintah Irak melalui kabinet menteri Saib Shawkat yang membentuk gerakan pemuda paramiliter. di tahun 1930-an Nasional Gerakan Sosialis Chili memperoleh kursi di parlemen Chili dan mencoba kudeta yang mengakibatkan pembantaian Obrero Seguro Tahun 1938 presiden Peru Luis Miguel Sánchez Cerro mendirikan Uni Revolusioner pada tahun 1931 sebagai pihak negara untuk kediktatoran nya.. Setelah Uni Revolusioner diambil alih oleh Raúl Ferrero Rebagliati yang berusaha untuk memobilisasi dukungan massa untuk nasionalisme kelompok dengan cara yang mirip dengan fasisme. Dia bahkan mulai lengan blackshirts paramiliter sebagai salinan dari kelompok Italia, meskipun Uni kehilangan berat dalam pemilu 1936 dan menjadi layu ketidakjelasan.

Selama Depresi Besar, Mussolini dipromosikan intervensi negara yang aktif dalam perekonomian. Dia mencela "supercapitalism" kontemporer yang ia mengklaim mulai tahun 1914 sebagai kegagalan karena dekadensi dugaan, dukungan untuk konsumerisme terbatas dan niat untuk menciptakan "standarisasi manusia" Namun,. Mussolini menyatakan bahwa perkembangan industri sebelumnya "kapitalisme heroik" yang berharga dan terus mendukung milik pribadi selama itu produktif Dengan terjadinya Depresi Besar,. Fasis Italia mulai intervensi negara besar-besaran ke dalam perekonomian, mendirikan Institut untuk Industri Rekonstruksi (Istituto per la Ricostruzione Industriale, IRI), sebuah perusahaan raksasa milik negara dan perusahaan induk yang menyediakan dana negara gagal perusahaan swasta The IRI dibuat sebuah lembaga permanen di Fasis Italia pada 1937, mengejar. kebijakan Fasis untuk membuat autarki nasional, dan memiliki kekuatan untuk mengambil alih perusahaan-perusahaan swasta untuk memaksimalkan produksi perang.
Nazi Jerman juga dikejar agenda ekonomi dengan tujuan autarki dan persenjataan kembali dan kebijakan proteksionis dikenakan, termasuk memaksa industri baja Jerman untuk menggunakan bijih besi berkualitas rendah Jerman daripada besi impor berkualitas unggul.

Asal Ideologi
Meskipun fasisme dianggap telah pertama kali muncul di Perancis pada tahun 1880-an, pengaruhnya telah dipertimbangkan kembali sejauh Julius Caesar. Thomas Hobbes, Niccolò Machiavelli, dan Hegel juga telah dianggap sebagai berpengaruh, serta ide-ide kontemporer seperti sindikalisme dari Georges Sorel, yang futurisme dari Filippo Tommaso Marinetti, nasionalis dan filsafat otoriter Oswald Spengler dan konservatisme dan Darwinisme sosial Enrico Corradini.




FEODALISME
Feodalisme adalah sebuah sistem pemerintahan di mana seorang pemimpin, yang biasanya seorang bangsawan memiliki anak buah banyak yang juga masih dari kalangan bangsawan juga tetapi lebih rendah dan biasa disebut vazal. Para vazal ini wajib membayar upeti kepada tuan mereka. Sedangkan para vazal pada gilirannya ini juga mempunyai anak buah dan abdi-abdi mereka sendiri yang memberi mereka upeti. Dengan begitu muncul struktur hirarkis berbentuk piramida.
Dalam penggunaan bahasa sehari-hari di Indonesia, seringkali kata ini digunakan untuk merujuk pada perilaku-perilaku negatif yang mirip dengan perilaku para penguasa yang lalim, seperti 'kolot', 'selalu ingin dihormati', atau 'bertahan pada nilai-nilai lama yang sudah banyak ditinggalkan'. Arti ini sudah banyak melenceng dari pengertian politiknya.
Istilah feodalisme mengacu pada kalangan aristokrat atau keluarga raja di Inggris abad keemasan saat negara ini menjadi imperialis dan adi daya dunia. Istilah ini dalam level yg lebih lokal mengarah pada kalangan ningrat atau priyayi di Indonesia; khususnya kalangan suku Jawa yg oleh Cliffort Geertz (dalam bukunya Priyayi, Santri dan Abangan) dibagi ke dalam tiga kasta seperti yg tertulis dalam judul bukunya.
Orang yang berasal dari kalangan aristokrat atau ningrat ini disebut kalangan feodal dg ciri khas sifat dan sikapnya yg feodalistik. Apa itu feodalisme, feodal, dan feodalistik?
Feodalisme dulu ditunjukkan dg sikap jumawa bagai raja, permaisuri, putri dan pangeran. Sikap angker kalangan ningrat. Sikap anggun dan kecongkakan terutama pada kalangan rakyat jelata yg dianggap kastanya berada satu level di bawahnya, baik dari segi warna darah (darah mereka biru berkilau, sedang darah rakyat berwarna merah kecoklatan), maupun dari segi status sosial (harta dan lingkungan pergaulan).
Dulu, sikap semacam ini dapat dimaklumi. Karena sistem sosial memang membagi umat manusia dalam dua kelas: kelas raja atau pamong praja (government) dan kelas rakyat jelata (the governed). Pengkotakan ini berlaku selamanya. Artinya, kalangan pamong praja akan seterusnya secara turun temurun menjadi pemerintah; sementara kalangan rakyat akan selamanya menjadi abdi, punakawan yg diharuskan untuk selalu tunduk dan sembah sungkem pada kalangan pamong praja. Negara, dalam sistem ini, adalah milik kalangan ningrat yg berdarah biru; dan adalah kewajiban rakyat berdarah merah coklat tua itu untuk tunduk dan selalu bertekuk lutut di depan kaki para ningrat.
Itu dulu. Sekarang, sistem sosial telah berubah. Spirit demokrasi yg dihembuskan oleh revolusi Perancis dan konstitusi Amerika dg jargon fraternity (persaudaraan), equality dan freedom telah merubah semuanya. Bangsa-bangsa seluruh dunia pun menyambut spirit nilai luhur ini dg gegap gempita. Terutama mereka yg berasal dari kalangan darah merah tua. Sementara dari kalangan darah biru berkilau terpaksa menerima walau dg hati yg amat terpaksa.
Hal terpenting dari spirit ini adalah: bahwa manusia dilahirkan sama dan tanpa kasta. Siapapun berhak dan mendapat kesempatan untuk berkompetisi. Pemerintah selalu diperlukan adanya. Akan tetapi, ia tak lebih dari seorang manajer tanpa status sosial yg lebih tinggi dari rakyat. Karena kekuasaan pada hakikinya di tangan rakyat. Dg demikian, rakyat berhak dan sangat berhak untuk mengingatkan penguasa apabila rakyat merasa sikap dan kebijakan penguasa tidak sesuai dg amanah rakyat atau rakyat menganggap adanya penyelewengan penguasa dalam menjalankan roda manajemen negara.
Spirit dari pola pikir demokrasi ini pada gilirannya menuntut penguasa, suka atau tidak suka, untuk menerima dg lapang dada segala kritik dari rakyat. Jadi tidak hanya mengharap pujian dan sesembahan dari rakyat. Di samping itu, kekuasaan dalam sistem demokrasi adalah sementara. Mereka yg berkuasa saat ini akan menjadi rakyat biasa tidak lama lagi dan yg sekarang jadi rakyat akan menjadi penguasa pada dekade ke depan.
Apabila kalangan penguasa saat ini tipis kupingnya dg kritikan rakyatnya; mudah marah mendengar senandung yg tak sesuai dg lagu pengantar tidur yg biasa didengarnya waktu kecil; berkobar hatinya setiap melihat sikap oposan; lalu, apa bedanya penguasa Indonesia dg sistem demokratik saat ini dg para penguasa feodal jaman doeloe? Apa bedanya sikap mereka ini dg sikap para punggawa jaman Ken Arok dan Tunggul Ametung? Jaman ketika sistem dan pola pikir feodalistik sedang dalam puncak keemasannya.
Era demokrasi adalah era di mana warna darah sang penguasa dan rakyat tidak berbeda.Sama biru berkilaunya atau sama merah tuanya. Tidak ada alasan bagi penguasa untuk selalu minta disembah dan, pada waktu yg sama, sungguh tak patut bagi rakyat di negara demokratis untuk menyembah-nyembah. Apresiasi hendaknya berdasarkan pada “kemanusiaannya”, bukan karena jabatannya.
sudah saatnya siapapun yg sedang menjabat saat ini memberi contoh yg baik bagaimana menjadi pejabat dg spirit demokrasi: berlapang dada ketika dikritik apabila terdapat kebenaran dalam kritikan itu dan mengingatkan rakyat apabila ada sikap rakyat yg tampak tidak mencerminkan spririt demokrasi seperti sikap menjilat dan berbungkuk-bungkuk di depan penguasa. Apabila ini terjadi, penguasa tersebut akan diingat orang dalam sejarah demokrasi di Indonesia sebagai salah satu pelopor spirit demokrasi; bukan sebagai penerus status quo feodalisme keningratan yang dalam konteks dunia saat ini sudah sangat ndeso.

Neo Liberalisme = Neo Kolonialisme = Neo Imperialisme
Bahasa ini mungkin masih begitu sulit untuk dimengerti karena hebatnya system ini bekerja sehingga kita tidak sadar bahwa kita (Indonesia) sebenarnya sedang dijajah oleh bangsa asing dan memanfaatkan kaki tangan / antek / begundalnya yang ada di Indonesia.
Saya sendiri bukanlah seorang ekonom, namun dari beberapa kali interaksi dengan dunia aktifis gerakan anti neolib, saya memiliki sudut pandang yang berbeda untuk menterjemahkannya.

Neo Liberalisme = Neo Imperialisme = Neo Kolonialisme = Penajajahan Gaya Baru.


Neo Liberalisme adalah konsep liberal yang sudah terbukti membuat siklus atau putaran ekonomi dunia selalu menguntungkan Negara maju. Sebuah system ekonomi di mana Negara maju dan kuat bisa mendapat keuntungan sebesar-besarnya dari Negara lemah dan miskin. Contohnya Indonesia
Negara yang bukan pengikut neo liberalisme justru bisa selamat dari Misalnya Cina, Iran, atau yang terbaru adalah Bolivia yang presidennya “Evo Morales” menolak neo liberalisme.

Siapa yang membuat konsepnya?
Tentu dalam hal ini adalah para penjajah. Dalam era sekarang adalah Washington Consensus. Bagaimana mungkin konsep itu berjalan tanpa kita merasa bahwa kita (bangsa Indonesia) dalam kondisi terjajah. Itulah hebatnya system neo liberalisme ini. Di mana untuk menjajah bangsa lain, dibutuhkan cara yang lebih baik dan cerdas agar orang-orang dinegeri terjajah tidak merasa terjajah.
Mengapa banyak orang “berpendidikan” tidak mengetahuinya?
Mudah sekali, dengan memberi beasisiwa orang pintar dari Indonesia, lalu disekolah di negara penjajah (AS dan sekutunya) dan mendoktrin orang-orang pintar itu, tentang betapa baiknya konsep neo liberalisme. Tentu saja bukan namanya, tetapi sistem yang terkandung di dalamnya.
Sehingga, sangat mudah kita temukan para ekonom Indonesia memiliki pola pikir atau paradigma neo liberal. Tidak mampu bersikap kritis bahwa konsep neo liberal telah menimbulkan ketimpangan ekonomu negara maju dan negara miskin.
Mereka kembali ke Indonesia dengan gelar tinggi, menjadi tenaga pengajar atau konsultan dengan gaji tinggi, sehingga tidak menyadari makna ketidakadilan dan penjajahan. Orang-orang pro neoliberalisme tentu banyak yang tidak sadar bahwa otak dan hati mereka sudah dipenuhi paham-paham neoliberalisme.

Uraian di bawah ini, semoga menambah wacana kita tentang neo liberalisme. Dan saya berharap ada respon balik dari sahabat semua.
* Neo liberalisme dianggap dari tindak lanjut imperialisme (penjajahan) atau biasa disebut neo imperialisme. Hal ini disebabkan karena penjajahan dengan model peperangan dan memakai senjata sudah tidak dapat lagi diterima, dan akan mudah menimbulkan perlawanan dari negeri terjajah. Sehingga diperlukan konsep lain agar, penjajah tetap bisa menguasai dan mengendalikan ekonomi di Negara lemah. Bahasa sederhananya adalah kalau dulu penjajahan memakai senjata, namun sekarang memakai cara dan instrument yang tidak tampak dan halus, misalnya Washington Consensus . Prinsipnya adalah bagaimana Negara maju dan kaya membuat cara agar tetap mendapat keuntungan yang lebih banyak dari perkembangan Negara miskin (Negara berkembang).
* Inti dari penjajahan tetap pada penguasaan ekonomi, di mana negeri yang terjajah memberikan keuntungan sebesar-besar kepada Negara penjajah. Caranya tidak lagi dengan membayar upeti/pajak seperti masa lalu. Tetapi memakai instrument lain seperti hutang (bunga hutang yang harus dibayar) atau liberalisasi perdagangan. Di mana Negara miskin dan berkembang sudah pasti akan kalah dalam persaingan, sehingga hanya menjadi negara konsumen. Rakyat di negara miskin atau berkembang bekerja keras untuk mendapatkan uang agar bisa membeli produk-produk yang ditawarkan oleh Negara penjajah. Dan tentu saja, produk dari Negara penjajah lebih bagus dan lebih canggih, sehingga lebih menarik rakyat di negeri terjajah untuk membelinya. Sehingga ekonomi Negara miskin dan berkembang tetap mengalir dari Negara miskin dan berkembang ke Negara penjajah yang kaya dan maju. Atau rakyat di Negara terjajah bekerja keras untuk memberi keuntungan pada Negara Penjajah.
* Kelompok Negara penjajah adalah Amerika Serikat sebagai komandonya beserta sekutu-sekutunya misalnya Inggris, Jepang, Jerman, Itali dan lain-lain. Termasuk Israel (menguasai 65% ekonomi Amerika). Atau terkenal dengan sebutan kelompok G7.
Yang sekarang sudah mulai berubah menjadi G 8, G 9 dan seterusnya. Negara-negara itulah yang mengendalikan ekonomi dunia.
* Yang bisa kita lihat secara langsung adalah bagaimana rakyat Indoensia bekerja keras untuk mampu membeli produk-produk buatan mereka, mulai mobil, HP, TV, Kulkas dan berbagai perabot lainnya. Mereka diwakili oleh perusahaan-perusahaan mulnasional (mulitinational corporation). Bukannya orang Indonesia tidak mampu membuat mobil, HP atau komputer tetapi karena konspirasi Multi National Corporation pasti akan segera menghansurkannya, membuat perusahaan dalam negeri akan dibuat bangkrut dan hancur. Dan tentu ada beberapa perusahaan dalam negeri yang “dibiarkan hidup” untuk mengelabuhi agenda mereka.
* Cina merupakan salah satu negara yang berani melawan Neo Liberalisme, dan membuka pasar mareka di saat mereka memang benar-benar siap (membuat proteksionisme yang cerdas). Sehingga sekarang ini mampu menjadi ancaman kelompok negara terjajah. Dan tentu saja, Cina terus diloby agar bergabung dengan kelompok penjajah.
* Ciri khas lain dari negara terjajah (seperti Indonesia) adalah perdagangan ekspor yang bisa dilakukan kebanyakan berupa bahan baku mentah atau bahan dasar. Yang setelah sampai di negara penjajah akan diolah kembali menjadi produk yang lebih berguna, untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri mereka dan untuk dijual lagi di negeri terjajah. Misalnya biji besi dari Indonesia diambil oleh jepang dan dijual lagi ke Indonesia berupa mobil dan produk kebutuhan lainnya. Yang tentu saja harganya menjadi berkali lipat lebih tinggi.
* Atau negeri terjajah diberi kesempatan untuk ekspor ke negeri penjajah agar merasa senang. Misalnya mobil yang dirakit (bukan diproduksi tetapi hanya “merakit”) di Indonesia lalu diekspor. Untuk menunjukkan bahwa mereka adalah “orang baik” atau “negara baik”. Padahal keuntungan terbesar tetap diperoleh perusahaan Muli Nasional tersebut yang dimiliki oleh negara-negara maju dan kuat.

* Negara penjajah tidak akan membiarkan negeri terjajah menjadi maju dan cerdas, karena pasti akan menyainyi mereka. Kalaupun ada orang pandai dari negara terjajah, maka mereka akan segera melakukan 2 hal. Diracuni atau di cuci otak, kalau tidak mempan disingkirkan (tentu dengan cara halus). Para penajajah akan berjuang keras agar negeri terjajah tetap terbelakang.
* Di negara terjajah seperti Indonesia, selalu ada antek-antek atau agen atau kaki tangan yang mendukung penjajah. Sama dengan jaman perang kemerdekaan dulu, ada antek-antek yang selalu membela kepentingan penjajah. Antek-antek itu kalau jaman belanda dulu biasanya adalah, raja-raja dan keluarga bangsawan yang tidak peduli pada nasib rakyat dan tidak peduli pada ketidakadilan. Mereka akan selalu mengkampanyekan betapa baiknya Belanda dan menyuarakan pendapat bahwa Indonesia lebih baik Indonesia tetap berada di bawah Belanda. “Toh, kehidupan rakyat Indonesia baik-baik saja”. Begitu juga saat ini ada antek-antek yang selalu mendukung liberalisme akan selalu bilang betapa baiknya Amerika, Inggris, Jerman, Jepang dan lain-lain yang jelas-jelas merugikan rakyat, bangsa dan Negara Indonesia. Mengapa begitu? Karena antek-antek ini kebanyakan telah mendapatkan keuntungan besar dengan cara menjadi antek. Mereka menjadi pejabat-pejabat publik, pimpinan militer, perusahaan, atau kalau perlu presiden. Sehingga mereka sangat takut kehilangan segala kemewahan, jabatan atau status lainnya yang telah mereka dapatkan. Merekalah orang-orang pro status quo, yang takut harta dan tahtanya akan hilang. Mereka akan berjuang mati-matian agar tidak terjadi perubahan, yang bisa membahayakan kedudukan dan harta mereka.
* Antek-antek atau Begundal atau orang pro status quo akan selalu bekerja sama untuk saling mengelabuhi dan membodohi rakyat. Bahkan, mereka bisa menjual bangsanya sendiri dan membiarkan kesengsaraan rakyat sementara mereka hidup ditengah kemewahan. Kalau mereka memang bukan antek penjajah, coba mereka suruh bilang bahwa “saya tidak takut dengan amerika” atau suruh mereka mngkritik amerika yang suka membunuhi rakyat Negara lain misalnya Irak, Afganistas, Palestina, Vietnam dan lain-lain. Seorang antek atau begundal tentu tidak akan berani menentang tuannya yaitu Amerika. Karena, pasti mereka akan segera kehilangan tahta dan harta yang mereka miliki.
* Negara-negara penjajah seperti Amerika dan sekutunya, memiliki jaringan intelejen yang sangat hebat diseluruh dunia. Yang negitu punya kepentingan akan sanggup menaikkan seseorang menjadi presiden atau menggulingkan seseorang dari tahtanya. Kecuali beberapa negara yang memiliki kekuatan solid atau persatuan dan kesatuan diantara rakyatnya, sehingga tidak bisa ditembus dengan cara intelejen. Misalnya Cina dan Iran. Atau kalau perlu mereka menggunakan kekuatan bersenjata seperti di Afganistan dan Irak, karena cara-cara intelejen tidak mempan. Tujuannya jelas, menguasai sumber-sumber minyak di Irak dan Afganistan. Isu terorisme hanyalah bualan amerika dan sekutunya. WTC ambruk pun bukan karena osama, karena mereka sendirilah yang mengebomnya, agar ada alasan untuk menyerang afganistan. Coba lihat, pernahkah PBB mengeluarkan data resmi tentang berapa rakyat Irak dan Afganistan yang terbunuh akibat invasi Amerika dan sekutunya? Tentu tidak ada, karena PBB adalah bagian dari alat penjajahan.
* Program-program bantuan ke rakyat seperti BLT bukanlah tanda ekonomi kerakyatan. Justru pembagian BLT adalah salah satu tanda-tanda neo liberalisme. Di mana ketika terjadi perubahan yang mendadak akibat krisis kapita, maka Negara harus mengeluarkan bantuan, dengan tujuan : pertama, rakyat tidak mengamuk kepada pemerintahnya, kedua, agar rakyat tetap bisa membeli produk buatan penajajah, ketiga, agar rakyat menganggap bahwa pemerintahnya baik. Bukan bantuan yang bisa memandirikan atau memajukan rakyat, karena akan membahayakan penajajah.
Tentu masih ada catatan-catatan lain yang menunjukkan bahwa Indonesia dalam kondisi terjajah. Dan semoga ada teman-teman lain yang melengkapinya, atau nanti akan disambung lagi

Tentu HANYA ADA SATU KATA : Tolak Neoliberalisme, Tolak PENJAJAHAN GAYA BARU.
Rebut Kembali KEDAULATAN EKONOMI Indonesia!!!

Indonesia bisa menjadi lebih maju dan kuat daripada Amerika, Jepang, Inggris atau Jerman kalau mau bersatu padu melawan penjajahan (neo liberalisme), dan merebut sumber-sumber kekayaan alam Indonesia yang telah dikuasai PENJAJAH dan kaki tanggannya.

NEOKOLONIALISME
Neokolonialisme merupakan efek lanjutan dari dominasi kolonialisme Eropa. Dahulu, kolonialisme berkembang di negara-negara yang masih terjajah atau belum merdeka. Di dunia kontemporer saat ini, di mana banyak negara-negara yang sudah meraih kemerdekaannya, kolonialisme berubah namanya menjadi kolonialisme modern. Salah satu bentuk kolonialisme modern ialah neo kolonialisme.
Neo kolonialisme merupakan satu bentuk “penjajahan” baru antara bangsa yang memiliki power yang lebih dengan bangsa-bangsa yang memiliki power yang lemah. Penjajahan dalam bentuk baru itu tidak lagi memandang kolonialisme sebagai penjajahan fisik dimana pemerintahan dan penguasaan atas semua sumberdaya dilakukan secara langsung oleh suatu bangsa terhadap bangsa lain. Neo kolonialisme berwujud keterpengaruhan yang sangat kuat bahkan ketergantungan satu bangsa terhadap bangsa lain untuk melakukan berbagai hal terhadap apa pun yang diinginkan oleh bangsa lain, misalnya dalam bidang ideologi, politik, ekonomi, hukum, dan sebagainya. Dalam keadaan seperti itu maka kedaulatan bangsa yang bersangkutan menjadi semu karena tak pernah bisa untuk sepenuhnya menetukan kebijakannya sendiri.
Pasca dekolonialisasi, bangsa yang memiliki higher power melakukan control secara tidak langsung terhadap bangsa powerless, melalui kebijakan-kebijakan ekonomi, perdagangan dan financial. Tujuannya, untuk mendominasi kekuatannya di bangsa-bangsa yang powerless melalui lembaga-lembaga financial dunia. Bangsa yang higher power, menggunakan kekuatan dan kontrolnya melalui lembaga-lembaga finansial dunia( IMF dan World Bank) dalam setiap kebijakan ekonominya. Sehingga, bangsa yang memiliki power yang lebih sedikit, mendapatkan “kontrol” dari bangsa yang memiliki power yang lebih.

CONTOH KASUS
Salah satu contoh dari neokolonialisme adalah bentuk hubungan antara IMF dan World Bank yang didominasi negara-negara maju terhadap negara-negara berkembang. Pasca Perang Dunia kedua, banyak negara-negara yang membutuhkan pinjaman besar untuk membangun negaranya kembali. Dari keadaan itulah kemudian muncul ketergantungan dari negara-negara berkembang terhadap IMF dan World Bank yang dipolitisir negara maju.
Salah satu contohnya adalah Indonesia yang sampai saat ini masih bergantung kepada IMF dan World Bank. Karena ketergantungan itulah, IMF dan World Bank (yang notebene dikuasai oleh negara-negara maju, seperti Amerika) melalui kebijakan-kebijakannya kemudian dapat mengatur keadaan ekonomi dan politik di Indonesia.
Contoh dari kebijakan yang dikeluarkan IMF adalah menurunkan standar UMR namun dengan jam kerja yang maksimal. Hal ini menyebabkan banyak investor asing yang mengeksploitasi tenaga kerja Indonesia. Misalnya, pada perusahaan konveksi GAP, buruh dibayar dengan upah yang sangat inim tapi mereka harus bekerja selama kurang lebih delapan belas jam.
Previous
Next Post »